Alat Deteksi Bromo Dipasang Lagi

Sebelumnya, alat serupa hilang dicuri orang tak bertanggung jawab.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) kembali mendatangkan alat pendeteksi gunung berapi di kawasan Gunung Bromo, Probolinggo, Jawa Timur. Sebelumnya, alat serupa hilang dicuri orang tak bertanggung jawab.

"Saat ini telah terpasang dan tengah diuji coba," kata Kepala Bidang Gempa Bumi dan Gerakan Tanah (PVMBG) Gede Suantika Rabu, 30 Maret 2011.

Untuk mencegah terulangnya kembali peristiwa serupa, alat baru dipasang di posisi lebih dekat dengan pos pantau di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo. Gede menambahkan, alat yang hilang dari lereng Bromo Minggu, 27 Maret 2011 lalu itu bernilai sekitar Rp125 juta.

Sambil menunggu proses uji coba, pemantauan aktivitas gunung Tengger Purba bisa dilakukan melalui seismograf dan cara visual. Saat ini, Taman Wisata Nasional Bromo Tengger kembali dibuka. Selain atas permintaan warga, keputusan ini juga didasarkan pada kestabilan aktivitas gunung setinggi 2.392 meter itu.

"Meski begitu wisatawan tetap tidak diperkenankan mendekati kawah gunung. Dan, kami tetap mematuhi rekomendasi dari PVMBG yang menyatakan jarak aman tetap di dua kilometer dari kawah," kata Kapolres Probolinggo, AKBP Zulfikar yang juga Wakil Ketua II Tim Tanggap Bencana Gunung Bromo.

Dengan dibukanya kembali kawasan tersebut, wisatawan yang sebelumnya takut datang bisa mengetahui keadaan sebenarnya. Dan, bisa menikmati kembali lautan pasir serta keindahan Bromo.

Terkait alat pantau yang hilang yakni, pendeteksi deformasi (penggembungan) Gunung Bromo AKBP Zulfikar menegaskan pihaknya terus melakukan pengejaran terhadap pelaku.

"Diketahui, alat tersebut tidak berfungsi sebagai pembaca sejak 16 Maret lalu dan dilaporkan kami pada 25 Maret. Hasil penyelidikan diperkirakan pelaku hanya hendak mengambil aki kering yang ada di alat tersebut. Namun, perkembangannya diambil semua,” terang Zulfikar. (Laporan : Tudji Martudji | Surabaya, umi)
• VIVAnews